Ucapan Duka Sorotan Kearifan: Mahasiswa Ilmu Hukum UT 2024 Berduka atas Tragedi Pembunuhan Petani

Riau, Faktacepat.id – Misteri hilangnya Suyono (67), seorang petani dari Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, akhirnya terkuak. Ternyata, dia menjadi korban pembunuhan keji yang dilakukan oleh dua pekerja kebunnya sendiri, yaitu AS alias Ari (26) dan VV alias Vris (24).

Kasus ini menimbulkan duka yang mendalam setelah terungkap bahwa anak korban, Dwi Wahyuningsih (26), yang melaporkan ayahnya hilang kepada polisi, merupakan mahasiswi Ilmu Hukum Universitas Terbuka (UT) Pekanbaru.

Dwi mulai merasa curiga ketika ayahnya tidak pulang dan tak bisa dihubungi sejak 10 Mei 2025. Ia kemudian pergi ke pondok kebun tempat ayahnya tinggal dan menemukan barang-barang ayahnya hilang. Hal ini mendorongnya untuk segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

Melalui upaya keras dan penyelidikan cepat, Kepolisian Resor Indragiri Hulu (Inhu) berhasil menangkap kedua pelaku. Salah satu pelaku, Ari, bahkan harus dilumpuhkan dengan tegas karena mencoba melarikan diri saat akan ditangkap di Pekanbaru.

Berdasarkan pengakuan pelaku, motif pembunuhan terjadi karena dendam terhadap korban yang kerap memberikan teguran saat bekerja. Korban dianiaya dengan pukulan menggunakan kayu, jasadnya dibungkus dalam karung pupuk, lalu dibuang ke Sungai Indragiri.

Menyikapi tragedi ini, mahasiswa UT Pekanbaru, khususnya dari jurusan Ilmu Hukum, menyatakan solidaritas dan dukungan moral kepada sahabat mereka. Ketua Forum Solidaritas Pergerakan Mahasiswa Universitas Terbuka Pekanbaru, Nofri Hendra, menyampaikan,”Kami, teman-teman kampus dari Forum Solidaritas Pergerakan Mahasiswa Universitas Terbuka Pekanbaru, menyatakan duka yang mendalam kepada sahabat kami, Dwi Wahyuningsih. Kehilangan orang tua dalam peristiwa tragis adalah ujian yang berat. Kami mengapresiasi tindakan tegas aparat kepolisian dan mendukung agar pelaku dihukum seberat mungkin sesuai hukum yang berlaku. Kami akan terus mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada Dwi.”

Sementara itu, pencarian jasad korban masih terus dilakukan, dan penyidikan terhadap kedua tersangka terus berlangsung.

Tragedi ini menjadi peringatan bahwa kekerasan tidak dapat dibenarkan dalam bentuk apa pun, dan keadilan harus ditegakkan tanpa kompromi.

 

Editor: INR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *