Pelalawan, Faktacepat.id – Kehadiran kawanan gajah di Desa Sotol, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, menggegerkan warga setempat. Hewan berbadan besar ini merusak tanaman kebun milik warga. Hingga hari ini, kawanan gajah masih berada di pinggiran desa. Pada Senin (16/6/2025), Ketua RT 008/004, Suerdi, mengungkapkan bahwa warga secara swadaya mencoba mengusir kawanan gajah liar yang diperkirakan lebih dari dua ekor agar keluar dari Desa Sotol.
Suerdi menjelaskan kepada tim Media Haluan Riau bahwa kawanan gajah liar tersebut telah mulai memasuki perkebunan warga serta pemukiman sejak tanggal 12 Juni 2025. Warga telah melakukan beberapa upaya pengusiran untuk mengarahkan gajah-gajah tersebut agar kembali ke habitat aslinya di hutan. Namun, hingga semalam, kawanan gajah tersebut masih bertahan di pinggiran Desa Sotol.
Lebih lanjut, Suerdi menyebutkan bahwa dirinya bersama warga desa bergotong-royong secara bergantian berjaga guna mencegah kawanan gajah memasuki wilayah permukiman dan lahan perkebunan.
“Insya Allah, berkat kerja keras dan kekompakan masyarakat desa, situasi hingga saat ini masih terkendali. Kami sangat berharap kawanan gajah ini dapat segera keluar dari area permukiman dan kebun warga,” ujarnya penuh harap.
Selain itu, Suerdi juga menegaskan pentingnya agar keberadaan gajah di wilayah tersebut tidak dibiarkan terlalu lama guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, baik terhadap warga, kebun, maupun terhadap gajah itu sendiri, mengingat gajah adalah salah satu satwa yang dilindungi.
Ketika ditanya mengenai hilangnya habitat satwa liar, Suerdi mengungkapkan bahwa keluarnya kawanan gajah liar ke pemukiman bahkan merusak kebun warga tentu berkaitan erat dengan kerusakan dan hilangnya habitat mereka di kawasan hutan Tesso Nilo.
“Terkait penyelesaian permasalahan di kawasan Tesso Nilo, saya enggan berkomentar lebih jauh. Semuanya kami serahkan kepada pemerintah. Pemerintah tentu telah memikirkan solusi terbaik untuk menjaga kelestarian alam sekaligus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” ujarnya.
Suerdi menambahkan harapannya agar perusahaan-perusahaan di sekitar lokasi turut berperan aktif dalam membantu penggiringan gajah agar kembali ke dalam hutan. Ia juga meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera turun ke Desa Sotol dan merespons aduan masyarakat dengan cepat sehingga kejadian yang tidak diinginkan akibat masuknya kawanan gajah liar ke pemukiman dapat dihindari.
“Saya ingin keberadaan gajah di wilayah kami tidak dibiarkan berlarut-larut agar terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan, baik bagi warga, kebun mereka, maupun bagi gajah itu sendiri karena hewan ini merupakan salah satu satwa yang dilindungi,” pungkas Suerdi.
Editor : INR