Pelalawan, Faktacepat.id – Pengerjaan proyek penimbunan didekat Jalan Engku Raja Lela Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur Kecamatan Pangkalan Kerinci, tepat di samping Masjid Istana Yatim, kini menjadi sorotan tajam dari masyarakat sekitar. Kurangnya penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam proyek ini diduga kuat menjadi faktor utama peningkatan risiko kecelakaan bagi para pengendara dan warga yang melintas. Sudah tercatat sejumlah korban dari pengendara motor yang terpeleset akibat tanah berserakan di badan jalan serta minimnya pemasangan rambu-rambu keselamatan. Masyarakat pun secara tegas mendesak kontraktor untuk segera memperbaiki manajemen keselamatan proyek demi mencegah terulangnya insiden serupa.
Pagi yang semestinya tenang justru berubah menjadi momok menakutkan bagi warga di sekitar Jalan Engku Raja Lela. Proyek penimbunan yang tengah berlangsung di sisi Masjid Istana Yatim tersebut, alih-alih membawa manfaat, malah menyisakan kekhawatiran yang mendalam. Beberapa pengendara motor telah terjatuh dan terpeleset akibat tanah yang tumpah dan berserakan di badan jalan, sementara tanda peringatan keselamatan terlihat sangat terbatas dan kurang memadai.
Kondisi ini bukan hanya mengganggu kelancaran dan kenyamanan lalu lintas, melainkan juga secara signifikan mengancam keselamatan warga. “Saya hampir setiap hari melewati area tersebut, dan saya melihat tidak ada tanda peringatan yang jelas sama sekali. Bahkan tanah yang tumpah ke jalan terasa sangat licin sehingga berpotensi besar menimbulkan kecelakaan,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (20/9). Ia menambahkan bahwa sudah ada korban akibat terpeleset dan mengalami luka ringan dari kecelakaan tersebut.
Fenomena ini sekaligus menegaskan betapa krusialnya penerapan standar K3 yang komprehensif dalam setiap proyek konstruksi, terutama yang berlokasi di wilayah padat penduduk dan jalur lalu lintas yang ramai.
Salah satu aspek kritis dalam K3 yang sangat minim terlihat adalah kurangnya pemasangan rambu-rambu peringatan yang memadai. Rambu-rambu tersebut merupakan perangkat keselamatan krusial yang berfungsi sebagai penanda penting bagi para pengguna jalan agar meningkatkan kewaspadaan. Tanpa adanya informasi dan peringatan dini yang memadai, potensi kecelakaan sulit untuk diminimalisir.
Masyarakat berharap pihak pelaksana proyek segera menambah dan memperbaiki pemasangan rambu-rambu keselamatan serta melakukan pembersihan berkala terhadap tanah yang berserakan di badan jalan. “Kami berharap kontraktor dapat segera mengambil langkah-langkah cepat dan tegas untuk memastikan sistem K3 yang lebih baik dan lebih terorganisir. Ini demi keselamatan kita semua—tidak hanya bagi para pengendara, tetapi juga para pekerja proyek di lokasi,” harap warga tersebut dengan penuh harap.
Sementara itu, warga juga menyerukan perlunya pengawasan intensif dan berkelanjutan dari dinas terkait agar proyek berjalan sesuai dengan standar keamanan yang berlaku. Kolaborasi harmonis antara pelaksana proyek dan masyarakat setempat menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan kondusif.
Editor : INR