Evaluasi Keberadaan PLTA Koto Panjang: Suara Tokoh Masyarakat Pelalawan

RIAU, Faktacepat.id – Keberadaan PLTA Koto Panjang telah menjadi sumber masalah yang berkelanjutan bagi masyarakat Kabupaten Pelalawan. Menyadari hal ini, tokoh-tokoh masyarakat Pelalawan yang tergabung dalam Forum Peduli Sungai Kampar (FPSK) menyuarakan kebutuhan untuk mengevaluasi eksistensi PLTA Koto Panjang kepada pemerintah.

 

Dialog antara FPSK dan anggota DPRD Riau Dapil Kampar dan Pelalawan digelar pada pagi hari Senin, tanggal 5 Mei 2025, sebelum diadakannya pertemuan dengan pihak terkait. Dalam dialog tersebut, tokoh-tokoh asal Pelalawan, di antaranya mantan bupati Pelalawan HM Harris selaku Ketua FPSK, Tengku Dahril, Zulmizan, Griven, Salmiati, Detri Karya, Maruli, serta perwakilan mahasiswa Pelalawan turut hadir.

 

HM Harris mengungkapkan bahwa banjir merupakan situasi yang selalu terjadi setiap tahunnya. Meski awalnya kehadiran PLTA Koto Panjang dianggap sebagai solusi, namun kini menjadi bahan pertimbangan ulang. FPSK sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Riau, di mana Gubernur menyatakan rencana untuk mengkoordinasikan pertemuan dengan pihak PLN dan Kementerian ESDM dalam waktu dekat. “Dulu banjir hanya berlangsung seminggu, namun dalam dua hingga tiga tahun terakhir, banjir bisa berlangsung hingga empat bulan. Hal ini telah memberikan penderitaan bagi masyarakat,” ujar HM Harris.

 

Ungkapan tegas juga dilontarkan oleh tokoh lain, Tengku Zulmizan Assegaf, yang menyerukan perlunya evaluasi terhadap PLTA Koto Panjang. Sejak berdiri, PLTA ini dianggap memiliki kekurangan yang signifikan. “Yang kami ketahui, belum ada pengendalian air yang jelas. Bahkan rumah-rumah kita memiliki kontrol air sendiri. Oleh karena itu, kami mendesak perlunya evaluasi terhadap PLTA ini. Ini bukan hanya menjadi fokus anggota dewan Dapil Pelalawan dan Kampar, tetapi juga telah menjadi perhatian DPRD Riau,” tegas Tengku Zulmizan.

 

Abdullah, anggota DPRD Riau Dapil Pelalawan yang menjadi penggerak kegiatan ini, menyampaikan bahwa agenda rapat tersebut diadakan dengan tujuan mencari solusi atas masalah banjir Sungai Kampar yang telah menerpa masyarakat Kabupaten Pelalawan. “Masyarakat, terutama di Pelalawan, telah merasakan dampak banjir ini dalam jangka waktu yang cukup lama. Saat ini, kami ingin mencari solusi konkrit dari pemerintah terkait banjir berkepanjangan ini. Masyarakat tidak boleh terus menjadi korban,” tandasnya.

 

Editor: INR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *