Pekanbaru, Faktacepat.id – 5 Juni 2025 — Menyikapi polemik mengenai kondisi keuangan Provinsi Riau serta kritik pedas yang disampaikan oleh Anggota DPR RI Sayed Abubakar Assegaf terhadap Gubernur Abdul Wahid, Koordinator Pusat BEM se-Riau, Ahmad Deni Jailani, menyuarakan pandangan dari kalangan mahasiswa yang mengedepankan etika dalam bermusyawarah dan semangat membangun bersama.
Ahmad Deni menegaskan bahwa kritik merupakan elemen vital dalam dinamika demokrasi, namun harus disajikan dengan sopan, seimbang, dan tanpa mengurangi harga diri individu maupun posisi kepublikan.
“Kita menilai pernyataan Sayed Abubakar yang menggambarkan Gubernur sebagai ‘gubernur omon-omon’ dan membandingkan situasi ke ‘ngemis ke Jakarta’ tidak mencirikan kritik yang membawa pemahaman. Sebagai figur publik, sebaiknya memberikan contoh dalam menyampaikan kritik dengan elegansi dan kontributif,” papar Ahmad Deni.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kritik yang bersifat merendahkan hanya akan mengundang kekacauan dalam ranah publik dan berpotensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan.
“Kami bukan membela personal, melainkan kita mempertahankan norma bersama. Riau bukan tempat untuk lelucon politik, tetapi tempat untuk ide-ide yang mendorong solusi atas krisis bersama yang tengah dihadapi,” tambahnya.
Ahmad Deni juga merespons dengan bijak terhadap reaksi emosional dari sebagian pendukung Gubernur yang menunjukkan beban psikologis yang dihadapi oleh pemimpin daerah tersebut.
“Kami memahami hal tersebut, namun semangat untuk menerima kritik dengan lapang dada harus senantiasa dijaga. Sebaliknya, kritik juga harus disusun dengan memegang teguh prinsip moral, bukan hanya sekadar mencari dukungan emosional.”
Sebagai langkah nyata, BEM se-Riau berencana menyelenggarakan Forum Mahasiswa untuk Riau Bangkit sebagai wadah diskusi terbuka antara mahasiswa, pemerintah, akademisi, dan komunitas sipil untuk merumuskan pemecahan masalah bersama dalam lingkup daerah.
“Kami hadir bukan untuk memperdalam konflik, tetapi untuk menjadi penghubung gagasan. Riau adalah tanah air bagi kita semua, dan proses perbaikannya harus dimulai dengan pemikiran yang jernih dan semangat kolaboratif,” tutup Ahmad Deni dengan kebijaksanaan.
Editor: INR